Kau adalah seorang wanita yang sudah lama ku kenal. Kita bersahabat sejak kecil, ku mengenalmu apa adanya, baik luar maupun dalam. Ku sangat mengenal seluk beluk tingkah dan sifat mu, teman. Kau sesosok wanita yang smart dan ceria
Dahulu kita sering bercanda tawa, saling mengejek
satu sama lain, bersenda gurau, pulang dan pergi sekolah bersama, serasa saling
mengisi satu sama lainnya.
Hah ..aku hanya bisa menghela nafas panjang setiap kali ku terkenang masa kecil
bersama mu, teman. Kau sesosok teman yang dapat mengisi hari ku. Dahulu saat
semasa duduk di bangku sekolah dasar, tiada hari tanpa bermain. Bahkan saat
sesampainya di rumah sepulang dari sekolah, kita langsung bermain kembali.
Benar-benar masa yang sangat indah di waktu kecil.
Tapi ..saat lulus SD kau berencana untuk
melanjutkan SMP di Bandung, dan itu pun tejadi. Jujur, saat itu aku merasa
sedih dan kesepian, merasa tidak ada lagi yang bisa ku ajak bermain.
Tetapi di sisi lain ku masih merasa bahagia, karena
kau masih menyempatkan untuk berlibur ke Depok, bila liburan sekolah telah
tiba. Dan kau pun juga selalu mengabari ku jika kau sudah berada di Depok.
Waktu pun cepat berlalu, saatnya kami saling lulus SMP. Kau sempat bilang pada
ku, kalau kau berniat melanjutkan SMA di Depok. Aku senang mendengarnya, bahkan
aku mengajak mu untuk satu sekolah dengan ku, tapi kau terlihat bimbang dan
bingung.
“Kenapa? kamu terlihat bingung?” tanyaku. “Entahlah, aku takut Ayah ku tidak
memberi izin untuk bersekolah di Depok” jawabnya dengan nada rendah. “Loh,
emangnya kenapa..?” tanyaku dengan heran.
“Sepertinya Ayah ku lebih menyukai kalau aku
bersekolah di Bandung. Katanya agar bisa bersama-sama dengan Ayah dan Ibu,
kalau di Depok aku hanya bersama Mas ku dan istrinya”. “Oh ..jadi itu
maksudnya, ya sudah kalu begitu” jawabku dengan nada yang cukup sedih.
Akhirnya dia pun melanjutkan SMA di Kota Kembang
itu, dan aku pun mulai terbiasa akan itu.
Sekarang pun telah berbeda, sekarang aku yang suka
berkunjung ke Kota Kembang itu. Awalnya si agak ragu, tapi ..karena dia dan
orang tuanya mengajak ku berlibur ke sana, aku pun mau. Kini, setiap libur
sekolah aku menyempatkan untuk menginap di sana
“Kamu mau ikut ke Bandung?” Tanya-nya. “Hmm ..iya aku mau” jawabku. “Benar? Ayo,
sekarang kita berangkat!” jawabnya yang begitu senang dengan senyum ceria di
bibirnya. Aku pun membalas senyum cerianya.
Saatnya lulus SMA pun tiba, kami pun saling sibuk dengan pendaftaran dan
tes-tes dari berbagai Universitas. Tetapi kita masih ada waktu untuk
berkomunikasi tentang perkuliahan.
“Hai, gimana dengan pendaftarannya? Sudah ada yang
berhasil?” Tanya-nya kepada ku melalui SMS.
“Ya ..begitu lah” jawabku. “Begitu bagaimana?”.
“Belum ada yang berhasil” jawabku. “Oh ..ya sudah, pasti ada yang berhasil kok”
jawabnya seolah memberi semangat. “Amiin ..Oh ya, kamu sendiri bagaimana?”
tanyaku.
“Oh iya, syukur ..aku sudah dapat”. “Syukur deh
..di mana?” tanyaku.
“Di salah satu Universitas swasta di Bandung”
jawabnya. “Oh ..selamat ya” ucapku.
Hari demi hari, waktu demi waktu terus berjalan, kami pun sudah aktif
berkuliah, dan mulai sibuk dengan kegiatan masing-masing. Dan kau pun
seolah-olah mulai menghilang. Kini, pesan-pesan ceria dan penyemangat di
handphone ku, saat ku berulang tahun tiada lagi. Bahkan saat ku mengucapkan,
“Happy Birthday kawan ..” kau hanya membalasnya dengan biasa saja.
Kini, tiada lagi komunikasi, SMS, bahkan di
Facebook mu pun sudah tak terlihat. “Kemana kau teman? Ada apa dan kenapa?” itu
yang suka terucap di dalam hati ku. Semoga ini tidak terjadi sampai nanti,
karena aku merindukanmu sahabat kecil ku ..
0 komentar:
Posting Komentar